Sesuai dengan prinsip Go Green yakni 3R: Reduce, Reuse, Recycle maka salah satu proker yang sedang kami kerjakan ialah composting. Kegiatan ini sebenarnya sudah dimulai sejak beberapa bulan yang lalu, dan saat ini kompos yang kami buat di dua bak besar sudah hampir jadi. Hmm... semoga saja cepat jadi dan Insya Allah akan dijual ke pihak sekolah. Proker ini merupakan salah satu proker bidang IPA yang diketuai oleh Aysha Mareta Karlina.












































































Pembuatan kompos sebenarnya mudah. Pertama kami mengumpulkan dedaunan kering, bekerjasama dengan cara sekolah :) kemudian kami kumpulkan di ember besar. Sebelum dimasukan ke dalam bak tertutup untuk pemrosesan kompos, kami menjemur dahulu dedaunan hingga kering. Setelah kering, kami memilah mana yang daun dan mana yang sampah anorganik misal: plastik, sedotan, bungkusan, dan benda-benda lainnya yang terbawa.

Setelah dedaunan disortir, barulah dimasukkan ke dalam bak composting. Kami memiliki 2 bak besar yang terbuat dari semen di belakang sekolah, tepat di sebelah Recycle Room. Di kedua bak itulah proses pembusukkan akan dilakukan. Dengan bantuan bakteri anaerob yang kami berikan setiap tiga hari sekali, pembusukkan daun dapat dipercepat sehingga untuk mendapatkan pupuk kompos yang kami inginkan tak perlu waktu terlalu lama.














Kelas 10 dibagi menjadi beberapa kelompok piket untuk mengurusi kompos setiap tiga hari sekali. Dalam kegiatan piket itu, sekitar tiga sampai empat anak ada yang menyempotkan larutan gula, air, dan bakteri anaerob ke dalam bak, sedangkan yang lainnya mengaduk kompos agar larutan tersebut merata.

























Sekitar satu bulan yang lalu, kami menambahkan serbuk kayu ke dalam kedua bak. Ternyata serbuk kayu dapat dijadikan kompos juga, dan dapat mempercepat proses pembusukkan. Alhamdulillah di bak sebelah kanan, komposnya sudah jadi. Sedangkan di bak kiri nampaknya masih harus menunggu lagi.

Eksperimen yang kali ini diadakan oleh kelas X sebagai Event Organizer-nya ini dilaksanakan pada Kamis, 7 Mei 2009. Annisa Vanda dipilih sebagai penanggungjawabnya. Well, kali ini bidang IPA.













































Tugu hitam
ialah sebuah eksperimen ilmiah yang menggunakan alat dan bahan seperti berikut ini:

1 gelas kimia 250 ml dan 2 gelas kimia 100 ml
VIT LAB

Batang pengaduk


Gula 65 gr


Air secukupnya
f_air2m_077e6b6.jpg

Asam sulfat (H2SO4) pekat
fragrance%20bottle%20310.jpg

Siapkan juga sarung tangan dan masker untuk keamanan

SarungTangan-HD.jpg 521223_dsc00043_resize.jpg

Cara kerja:
  1. Larutkan 65 gr gula dalam 50 ml air hangat.
  2. Tuangkan asam sulfat ke dalam larutan gula. Hati-hati menggunakan asam sulfat pekat karena bersifat korosif. Hindari kontak langsung dengan kulit. Reaksi antara asam sulfat dengan air bersifat sangat eksoterm (mengeluarkan/menghasilkan energi ketika reaksi terjadi, umunya menghasilkan suhu panas), maka tambahkan asam ke dalam air, bukan sebaliknya
  3. Amati yang terjadi.
Peserta (kelas XI) dibagi menjadi 4 kelompok, masing-masing kelompok terdiri dari 2 sampai 3 orang. Dan setelah langkah-langkah di atas dilakukan, beginilah hasilnya:




























































Mengapa bisa begitu? Mengapa air dan asam sulfat yang berwujud cair dan berwarna bening ketika bereaksi bisa menghasilkan padatan berwarna hitam pekat?

PENJELASAN:
Asam sulfat bersifat dehidrator, maka ketika asam sulfat dituangkan ke dalam air hangat dan gula, asam sulfat akan menarik molekul air dari gula dan menyisakan karbon, kemudian terbentuklah gas hasil dari penguapan air.

Jadi, tugu hitam yang nampak setelah pencampuran asam sulfat dengan air dan gula ini adalah karbon (C).
KIR SMA Negeri 28 Jakarta ©2014. Powered by Blogger.